Dalam
kehidupan, seseorang yang tidak mengerti tentang hidup akan merasa sulit
untuk menerima hidup.. karena hidup harus disertai dengan pengertian
dan makna hidup ini.
Allah memberikan kita dunia beserta isinya semata
adalah beribadah kepada-Nya, untuk belajar berjuang mempertahankan diri
dalam menjalankan hidup, memaknai dan memahami hidup itu sendiri, bukan
untuk merusak kehidupan kita sendiri.
Hidup yang Allah berikan adalah
untuk kita syukuri betapa nikmatnya hidup ini, kita diberi nafas untuk
tetap bertahan hidup, diberi mata untuk memahami betapa besarnya ciptaan
Allah, diberi pendengaran, tubuh, hati dan pikiran semata hanya untuk
beribadah kepada-Nya.
Tetapi mengapa kita masih saja ingkar, masih saja
angkuh dan sombong dengan hidup ini? Kadang kita merasa hidup yang kita
jalani itu bukan pemberian Allah, kadang sebagian dari kita melupakan
Allah, melupakan segala sesuatu diluar diri kita, lupa dengan teman
kita, suami kita, istri kita, anak kita, orang tua kita, kadang kita
merasa bahwa hidup ini hanya MILIK AKU yang pada akhirnya kita berbuat
sekehendak kita sendiri terhadap orang lain, kita menjadi merasa diri
sebagai majikan, sebagai raja bahkan sebagian ada yang merasa dirinya
sebagai TUHAN!! Sedangkan Allah sendiri tidak bersifat sombong, tidak
bersifat angkuh.
Tuhan bersifat lemah lembut! Membimbing hati dan
fikiran kita pada jalan yang lurus, meberi kita kemauan untuk menjadi
lebih maju, memberi kita keinginan untuk mendapatkan ilmu hidup untuk
bekal kita di kehidupan kita yang lain. Pernah saya merenungi, bahkan
mungkin renungan yang sangat mendasar sekali, sama seperti yang ada
dalam pikiran dan hati Anda semua. Bahwa kita bukan siapa-siapa. Kita
hadir di dunia inipun atas kehendak Allah, kita tidak tahu akan kemana
kita melangkah, akan dibawa kemana diri kita. Namun Tuhan memberi kita
akal dan pikiran untuk menjalani hidup ini, memaknai hidup ini, dan
masih banyak lagi yang mungkin Anda pun bisa menjabarkannya dan mengambil
kesimpulan bahwa ;
* “siapa diri kita”,
* “arti kehidupan”,
* “bersikap
bagaimana terhadap semua hal diluar diri kita”
Sekarang kita masih
belum bisa memaknai hidup, yang semestinya kita sudah memahaminya bila
kita sering tafakur, merenungi hidup, merenungi segala ciptaan-Nya.
Pernahkah kita ditanya “siapakah dirimu?” hampir semua orang menjawab
dengan sebuah nama sambil menepuk dada. Bila kita merenunginya, berarti
diri kita hanyalah sebuah nama.
Dimanakah sebenarnya diri kita? Kita
hanya seonggok daging bertulang yang diberi nyawa oleh Allah. Kita
tidak pernah tahu siapa diri kita, bila kita tidak pernah mengkaji diri
kita. Apalagi bila kita diberi hidup dengan segala kecukupan bahkan
kelebihan dalam hidup kita, banyak orang melupakan Tuhan dalam hidup
ini, tetapi bila kita hidup menderita, berkesusahan, barulah kita ingat
akan Tuhan, dengan bergegas mengambil wudhu dan melaksanakan shalat
untuk memohon pada Tuhan akan peningkatan hidupnya, untuk tambahan
rejekinya, untuk mendapatkan jodoh dan sebagainya.
Dan bila Tuhan
telah mengabulkan permohonan kita, kita kembali lari menjauh dari Allah,
berbuat maksiat, dan mengagungkan diri sendiri pada orang lain tanpa
malu pada Tuhan yang telah menciptakan hidup kita! Angkuh dengan berbuat
sekehendak diri kita sendiri.
Sungguh Tuhan tidak menyukai tindakan
kita yang melebihi batas ini, sehingga Tuhan murka, memberikan ujian
pada diri kita, memberikan musibah pada diri kita, untuk menguji
keimanan kita, untuk menguji kemampuan kita dalam mempertahankan hidup,
menguji kita dalam bersyukur….
Sungguh bohong bila ada orang yang
mengatakan bahwa aku hidup kaya adalah karena kemapuanku dalam segala
hal, karena prestasiku dalam bekerja, karena kemampuan otakku yang
cemerlang.
Yang benar adalah semua itu karena TUHAN memberikan kita
hidup untuk dipergunakan dengan keimanan, beribadah pada ALLAH.
Maka
lakukanlah dan laksanakan hidup ini sebagai sarana ibadah pada Sang
Pencipta dengan penuh KEIKHLASAN. Sungguh akan terasa sangat beda bila
kita berjalan di muka bumi ini adalah untuk beribadah, dengan penuh
kesungguhan dan keikhlasan serta rasa bersyukur.
Maka apa yang kita
usahakan, apa yang kita jalani akan membawa berkah….
Kita mencari
bekerja bukan semata untuk mendapatkan imbalan dari apa yang kita
kerjakan, tetapi kita bekerja untuk beribadah kepada Sang Pencipta,
karena memberi makan anak istri adalah suatu bentuk ibadah kepada Sang
Pencipta. Itu hanya salah satu contoh dari sekian banyak .
contoh-contoh
yang ada di kehidupan kita. Semoga apa yang kita usahakan dan apa yang
kita kerjakan bila dibarengi dengan IMAN DAN KEIKHLASAN akan membuahkan hasil.
آمِيـــــــــــــــــــنْ آمِيـــــــــــــــــــنْ آمِيـــــــــــــــــــنْ يَآرَبَّ آلٌعَآلَمِِيِن
Tidak ada komentar:
Posting Komentar