Mari Belajar dan Terus Belajar, Membenahi Diri
65 hari 16 jam 10 menit 45 detik
Menuju Awal Puasa Ramadhan 2023

23 Maret 2023

Sabtu, 10 Mei 2014

"NASIHAT RASULULLAH SAW."


Keberhasilan masa depan yang gemilang seseorang kadang dikarenakan petuah yang ditanamkan padanya pada waktu-waktu sebelumnya.
Adalah Nabi saw yang pernah menanamkan nasihat  luar biasa kepada Ibnu Abbas ra, saudara sepupu beliau. Saat itu Ibnu Abbas baru berusia 10 tahun.
Suatu hari Ibnu Abbas membonceng unta Nabi saw, dan kesempatan ini dimanfaatkan oleh beliau untuk menanamkan beni-benih keyakinan yang akan sangat bermanfaat bagi masa depan anak tersebut. Beliau pun menyapanya dengan panggilan yang akrab, yaitu “Yaa ghulam (wahai nak)“, sebagaimana terdapat dalam hadits berikut:
“Nak, aku hendak mengajarimu beberapa kalimat:
Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu.
Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu.
Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepadaNya.
Jika meminta pertolongan, minta tolonglah kepadaNya.
Ketahuilah, seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu, kecuali yang sudah ditetapkan Allah untukmu.
Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu, mereka tidak akan mampu, kecuali keburukan yang telah ditetapkan Allah untukmu.
Pena telah diangkat dan tinta telah kering.
(HR Tirmidzi, dia berkata, hadits ini hasan shahih)[1]
Akhirnya selang beberapa tahun kemudian, Ibnu Abbas dikenal di kalangan sahabat sebagai tokoh umat Islam, ulama, mufassir yang senantiasa menjadi rujukan pemikiran manusia.
Dari hal tersebut kita dapat mengambil kiat sukses memberi nasihat kepada anak, di antaranya:
  • Memiliki perhatian untuk mencetak generasi teladan
  • Menyampaikan kalimat/petuah yang akan kekal sepanjang masa, serta cara penyampaian yang baik dan tepat
  • Misi nasihat hendaknya menekankan pada penjagaan Allah: “Jagalah Allah, niscaya Ia menjagamu”, yaitu agar jangan sampai anak” kehilangan” Allah di hati dan akal pikirannya.
  • Meminta sesuatu dan memohon pertolongan hanya kepada Allah.

Hal-hal tersebut merupakan kaidah-kaidah agama yang sangat penting yang akan menjernihkan akal pikiran, menajamkan ingatan, menerangi akal, menguatkan aqidah serta menambah keyakinan.
Itulah perkara-perkara yang akan menerangi seseorang dari kekeruhan atau kegelapan di dunia dan akhiratnya.
***
[1]Riwayat lain menyebutkan, “Jagalah Allah, pasti kamu selalu bersamanNya. Kenalilah Allah di saat kamu lapang, pasti Dia mengenalimu di saat kamu susah. Ketahuilah, apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah, kemenangan seiring dengan kesabaran, jalan keluar seiring dengan cobaan, dan kemudahan seiring dengan kesulitan”.
NB: Gambar di atas bukan merupakan ilustrasi dari judul artikel/tulisan ini

Demi Impian, Jangan Pernah Berhenti




Suatu hari ada seorang ibu bersama seorang anak kesayangannya yang masih sekolah. Sang ibu sudah ditinggal oleh suaminya yang telah meninggal dunia terlebih dahulu. Untuk menopang keluarganya, sang ibu mencari nafkah dengan menerima jasa membuat lukisan.
Lukisan yang dibuatnya sungguh indah dan membuat orang kagum, sehingga banyak orang meminta dirinya untuk membuat lukisan. Hasil dari pembuatan lukisan tersebut cukup untuk menghidupi dirinya dan anaknya.
Sang anak pada mulanya sangat bersemangat dan rajin bersekolah. Namun, lama-kelamaan, kelakuannya mulai berubah. Sifatnya yang rajin mulai mengendur, tidak belajar saat ujian hampir tiba sehingga nilai sekolah kurang memuaskan. Dan yang paling berat adalah ia mulai sering bolos sekolah.


Sang ibu sudah diberitahu perihal kelakukan anaknya oleh pihak sekolah. Berkali-kali anak tersebut dinasihati, tetapi sifat buruknya tidak juga dibuang. Sampai suatu hari, anaknya mendapat surat peringatan terakhir. Jika anaknya terus-terusan membolos, maka ia akan dikeluarkan dari sekolah. Di sisi lain, nilainya yang anjlok kemungkinan besar bisa membuatnya gagal naik kelas.
Sang ibu menegur anaknya. Dan ketika kemarahannya mulai memuncak, sambil menangis, ia mencoret dan menyobek lukisan yang sudah hampir selesai. Lukisan yang telah dibuat berminggu-minggu dirusak begitu saja. Hati anaknya ikut teriris sebab ia tahu ibunya susah payah melukis untuk menyekolahkan dan menghidupi dirinya. Anaknya pun ikut menangis dan memeluk ibunya sambil meminta maaf.
“Ampun, Bu! Aku minta maaf, aku tidak akan jahat lagi. Aku tahu aku telah bersalah, tapi ibu jangan merusak lukisan yang sudah ibu lukis dengan susah payah,” ujar anaknya.
Ibunya pun berkata, “Tidak ada gunanya ibu melukis hanya untuk melihat dirimu seperti ini. Ibu membuat lukisan dengan harapan bisa menyekolahkanmu agar kelak kamu bisa menjadi orang yang berguna. Jika kamu dikeluarkan dari sekolah atau tinggal kelas, pengorbanan ibu akan menjadi sia-sia.”
Ibunya melanjutkan, “Lihat lukisan yang sudah rusak ini! Lukisan ini dibuat dari goresan demi goresan dan dibutuhkan ketekunan dan ketelitian untuk membuatnya menjadi indah. Karena itulah sebuah lukisan indah bisa bernilai tinggi. Karena ibu sudah mencoret dan merusaknya, maka lukisan ini sudah tidak bernilai lagi. Begitu juga dengan kamu. Apa yang sudah kamu pelajari di sekolah sampai sejauh ini sesungguhnya sangat berguna bagi masa depan kamu. Tetapi, sifat kamu yang buruk akan membuat semuanya menjadi tidak berguna dan bernasib sama seperti lukisan ini..”
Sambil berlinang air mata, anaknya sadar dan berjanji pada ibunya, “Aku menyesal dan tidak akan mengulangi lagi perbuatanku yang dulu. Aku berjanji tidak akan bolos lagi dan akan belajar dengan rajin agar kelak bisa membahagiakan ibu.”
Sejak saat itu, anaknya mulai berubah menjadi anak yang rajin, ulet, tidak bolos sekolah, dan menyayangi ibunya.
----------------------------------------------------------------------


Bagi sebagian besar orang, memulai sesuatu untuk meraih impian mungkin tidak sulit. Yang membuatnya menjadi sulit adalah begitu banyak orang yang memutuskan untuk berhenti di tengah jalan. Banyak orang yang memutuskan untuk menyerah karena berbagai masalah.
Mungkin Anda juga pernah mengalami hal seperti ini. Anda memiliki impian yang sangat ingin Anda raih. Semangat Anda begitu berkobar. Tekad Anda begitu besar untuk menjadi seperti yang Anda inginkan. Anda mulai mengambil tindakan. Tetapi seiring berjalannya waktu, semangat Anda mulai kendur. Hambatan demi hambatan membuat Anda putus asa dan menyerah. Akhirnya, impian Anda terkubur dalam-dalam dan mulai dilupakan. Impian yang begitu indah akhirnya ternoda dan rusak.
Sesungguhnya semua orang, termasuk Anda, bisa meraih impian jika Anda tidak pernah mau menyerah. Jika Anda terus berjalan, maka Anda akan tiba di tempat yang Anda impikan. Tidak peduli berapa banyak hambatan, rintangan, masalah atau kegagalan yang berusaha menghentikan Anda, jika Anda memutuskan untuk tidak berhenti, maka tidak akan ada yang bisa menghentikan langkah Anda untuk mencapai impian.

3 Hal yang merupakan Sumber Segala Dosa


Nabi SAW bersabda, ”Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati-hatilah terhadap ketiganya. Hati-hati terhadap keangkuhan, karena keangkuhan menjadikan iblis enggan bersujud kepada Adam, dan hati-hatilah terhadap tamak (rakus), karena ketamakan mengantar Adam memakan buah terlarang, dan berhati-hatilah terhadap iri hati, karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antaranya membunuh saudaranya akibat dorongan iri hati.”
(HR Ibn Asakir melalui Ibn Mas’ud).Jiwa manusia diliputi oleh sifat takabur pada saat manusia merasa memiliki kelebihan, baik berupa ilmu pengetahuan, harta benda, ataupun jabatan. Dalam keadaan seperti ini, setan tidak akan tinggal diam, dia akan membisikkan dan memasang perangkap untuk menjerumuskan manusia dengan melakukan tindakan yang tidak terpuji. Seperti, mencela, menghina, dan merendahkan orang lain.

Sifat kedua yang diingatkan pada kita untuk mencermatinya adalah sifat tamak (rakus). Sering kali kita melihat betapa rakusnya manusia dalam mempertahankan apa yang sedang dalam genggamannya, baik berupa harta, kekuasaan, ataupun kedudukan. Sama sekali ia tidak mau berbagi dan hanya mau dinikmati sendiri. Ia tidak pernah merasa cukup dan tidak pernah bersyukur atas apa yang diperolehnya.
Padahal, Allah SWT menjanjikan dan mengingatkan berulang kali kepada manusia bahwa sekecil apa pun perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan sia-sia. ”Barang siapa yang mau berbuat baik walau sebesar biji dzara pun Allah SWT akan membalasnya. ” (QS Alzalzalah [99]: 7).
Ketiga, hasud atau iri hati. Dengki atau iri hati adalah perasaan tidak rela atau tidak suka melihat orang lain mendapatkan kebaikan atau kenikmatan. Ketika dalam diri manusia telah tertanam sifat dengki, ia akan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan orang yang ia dengki. Ia tidak senang melihat orang lain sukses, pintar, hidup bahagia, dan lebih kaya darinya. Sikap seperti ini akan menghapus segala bentuk kebaikan yang selama ini ia peroleh. Perbuatan baiknya akan sia-sia karena dalam dirinya terdapat sifat iri hati.
Takabur, tamak, dan hasud merupakan tiga perangai buruk yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang tidak terpuji. Karena itu, Rasulullah SAW selalu mengingatkan kepada kita untuk menjauhi tiga hal yang menyebabkan manusia terjerumus dalam tipu daya setan.
 
Wallohu A'lam bishshowab...