Keberhasilan masa depan yang gemilang seseorang kadang dikarenakan petuah yang ditanamkan padanya pada waktu-waktu sebelumnya.
Adalah Nabi saw yang pernah menanamkan nasihat luar biasa kepada
Ibnu Abbas ra, saudara sepupu beliau. Saat itu Ibnu Abbas baru berusia
10 tahun.
Suatu hari Ibnu Abbas membonceng unta Nabi saw, dan kesempatan ini
dimanfaatkan oleh beliau untuk menanamkan beni-benih keyakinan yang akan
sangat bermanfaat bagi masa depan anak tersebut. Beliau pun menyapanya
dengan panggilan yang akrab, yaitu “Yaa ghulam (wahai nak)“, sebagaimana terdapat dalam hadits berikut:
“Nak, aku hendak mengajarimu beberapa kalimat:
Jagalah Allah, pasti Dia menjagamu.
Jagalah Allah, Dia senantiasa bersamamu.
Jika kamu memohon sesuatu, mohonlah kepadaNya.
Jika meminta pertolongan, minta tolonglah kepadaNya.
Ketahuilah, seandainya semua umat manusia bersatu untuk memberikan
suatu kebaikan kepadamu, mereka tidak akan mampu, kecuali yang sudah
ditetapkan Allah untukmu.
Dan seandainya semua umat manusia bersatu untuk mencelakakanmu,
mereka tidak akan mampu, kecuali keburukan yang telah ditetapkan Allah
untukmu.
Pena telah diangkat dan tinta telah kering.
(HR Tirmidzi, dia berkata, hadits ini hasan shahih)[1]
Akhirnya selang beberapa tahun kemudian, Ibnu Abbas dikenal di
kalangan sahabat sebagai tokoh umat Islam, ulama, mufassir yang
senantiasa menjadi rujukan pemikiran manusia.
Dari hal tersebut kita dapat mengambil kiat sukses memberi nasihat kepada anak, di antaranya:
- Memiliki perhatian untuk mencetak generasi teladan
- Menyampaikan kalimat/petuah yang akan kekal sepanjang masa, serta cara penyampaian yang baik dan tepat
- Misi nasihat hendaknya menekankan pada penjagaan Allah: “Jagalah Allah, niscaya Ia menjagamu”, yaitu agar jangan sampai anak” kehilangan” Allah di hati dan akal pikirannya.
- Meminta sesuatu dan memohon pertolongan hanya kepada Allah.
Hal-hal tersebut merupakan kaidah-kaidah agama yang sangat penting
yang akan menjernihkan akal pikiran, menajamkan ingatan, menerangi akal,
menguatkan aqidah serta menambah keyakinan.
Itulah perkara-perkara yang akan menerangi seseorang dari kekeruhan atau kegelapan di dunia dan akhiratnya.
***
[1]Riwayat
lain menyebutkan, “Jagalah Allah, pasti kamu selalu bersamanNya.
Kenalilah Allah di saat kamu lapang, pasti Dia mengenalimu di saat kamu
susah. Ketahuilah, apa yang luput darimu tidak akan menimpamu, dan apa
yang menimpamu tidak akan luput darimu. Ketahuilah, kemenangan seiring
dengan kesabaran, jalan keluar seiring dengan cobaan, dan kemudahan
seiring dengan kesulitan”.
NB: Gambar di atas bukan merupakan ilustrasi dari judul artikel/tulisan ini