Mari Belajar dan Terus Belajar, Membenahi Diri
65 hari 16 jam 10 menit 45 detik
Menuju Awal Puasa Ramadhan 2023

23 Maret 2023

Selasa, 26 Januari 2016

"ISTIQOMAH DALAM TAFAKUR, TADABUR DAN MUHASABAH"

Hidup ini diliputi oleh masa, di belakang adalah masa-masa yang telah berlalu di tengah adalah masa yang sedang berlangsung di depan adalah masa yang akan datang. Apa kewajiban seorang muslim terhadap masa-masa itu ? kewajibannya adalah menjadikan masa-masa itu diisi dengan amal-amal saleh. (1). demi masa. (2). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, (3). kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.

Lantas, sudahkah kita mengisi masa-masa kita dengan kesalehan ?  Beramal saleh adalah jihadul akbar, musuhnya yaitu hawa nafsu. Beramal saleh merupakan perjuangan panjang yaitu seumur hidupnya setiap muslim. Dalam masa-masa perjuangan itu tidaklah selalu mulus, kebaikan tidak selalu menag begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu alat ukur atau sebagai barometer  yang digunakan untuk mengevaluasi semua masa-masa kita islam telah menyiapkannya yaitu dengan Tafakur, Tadabur Dan Muhasabah.

Pertama : Tafakur berarti berpikir, ini sesuai dengan hadis Rasulullah saw. pernah bersabda, “Tafakkuruu fii khalqiLlahi wa laa tafakkaruu fiiLlahi, berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah.” Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas ini menurut Syaikh Nashiruddin Al-Bani dalam kitab Shahihul Jami’ish Shaghir dan Silsilahtu Ahadits Ash-Shahihah berderajat hasan.  Disebutkan di dalam hadits, bahwa tafakur sesaat adalah lebih baik daripada ibadah satu tahun.

Kedua : Tadabur secara bahasa berarti mengurus dan merenungkan kesudahan urusan itu. Secara Istilah berarti : Berpikir dengan menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang logis untuk mencapai pengertian yang baru. Kata tdabbaru dalam Al-Qur’an lebih mengarah pada mengangan-angan makna Al-Qur’an.

Ketiga : Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, artinya secara bahasa melakukan perhitungan. Secara istilah muhasabah adalah sebuah upaya evaluasi diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam semua aspeknya.

Kalau kita jajar arti dari ketiga-tiganya adalah pertama tafakur itu berpikir, tadabur itu merenungkan, muhasabah itu memperhitungkan. Jika kita mengamati secara jeli ketiga-tiganya mengandung muatan masa, berpikir bisa saja yang dipikirkan tentang masa lalu sekarang atau yang akan datang, merenungkan, dan memperhitungkan  adalah terhadap hal-hal yang telah berlalu.

Ketiga-tiganya mengandung maksud untuk menciptakan pemahaman-pemahaman yang benar yang akan melahirkan amal-amal saleh dan meninggalkan sejauh mungkin kebatilan. Jika ketiga-tiganya itu disinggung dalam Al-Qur’an maka bagi kita umat islam sudah seharusnya untuk menggunakan ketiga prinsip itu, yaitu tafakur, tadabur dan muhasabah secara berkesinambungan dan terus menerus (istiqomah).

Ketiga hal ini adalah penangkal kelalaian yang kadang muncul pada diri manusia, ketiga hal ini adalah sebagai kontrol amal keseharian kita, apakah itu sudah sesuai dengan maksud Islam yang sebenarnya atau belum, baik atau buruk, meningkat, tidak berubah atau menurun.

Berjalannya ketiga hal ini mesti disertai dan diiringi dengan ilmu, karena ilmu adalah cahaya. Kita berusaha bertafakur, bertadabur dan bermuhasabah tetapi di situ tidak ada cahaya maka ketiga usaha kita tidak akan membuahkan hasil secara baik. Ketiga hal ini dilakukan supaya seorang hamba itu tidak pernah akan merugi untuk selamanya atau tidak akan terjatuh dalam kesesatan yang terus menerus.

Maka setelah dipahami oleh seseorang terkait tentang tiga hal tersebut diatas maka akan dikatakan “beruntunglah orang yang hari ini baik dari hari yang kemarin, terperdayalah orang yang hari ini sama dengan yang kemarin, dan celakalah orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin.”


Wahai saudara seiman yang paling jauh adalah bukanlah bintang, matahari ataupun rembulan, tetapi yang jauh adalah masa yang telah berlalu dan tak akan kembali lagi. Kemarin yang telah luput dari kita akan menjadi secuil kenangan, dan juga menjadi penyesalan, yang ada adalah hari ini dan akan datang, gunakan hari ini sebaik-baik mungkin karena esok belum tentu menjadi milik kita, sedangkan yang kemarin telah pergi untuk selamanya, berfikirlah angan-angankanlah dan berintrospeksilah pada hari-harimu, kita semua.
 

 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ada pertanyaan dari seorang sahabat +Ahmad firza hafidz xena tentang Artikel di atas, isi pertanyaan yang ditulsinya seperti berikut ini:
bismillah... salamualaikum.. sy tertarik membaca artikel ini, hanya ada beberapa pertanyaan yang muncul di kepala sy? mungkin mas +Syamsun Anwar bisa memberikan uraian  dari ke tiga barometer yang disebutkan sebagai sarana untuk mengevaluasi massa (waktu).. kongkrit aktifitas seperti apa yang harus kita lakukan untuk meng tafakur waktu, mentadabur al quran, dan bermuhasabah terhadap waktu,... di barometer tafakur disebutkan "berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah".. mungkun mas +Syamsun Anwar bisa memberikan uraian tentang hadist ini,.. kemudian kedua : tadabur ada kalimat mengangan angan kan al-quran, bentuk angan2 seperti apa yang dimaksud? dan selanjutnya bagian ketiga tadabur : Berpikir dengan menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang logis untuk mencapai pengertian yang baru.. apa sesungguhnya maksud kalimat ini? mohon bantuan ilmu untuk memahami nya mas... jazakumullahu khairan kathira.. salamualaikum warahmatullah..
Jawab :
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sahabatku yang dirahmati Allah, pertanyaan yang menarik untuk diulas, saya menuliskan pembahasan 3 hal kemuliaan dalam agama tentang tafakur, tadabur dan muhasabah ini sesederhana mungkin dengan maksud agar mudah dipahami, namun di sisi lain bagi sebagian sahabat mungkin butuh keterangan yang lebih jelas. Oleh krama itu berikut adalah penjelasan sesuai dengan pertanyaan sahabat kita:

Pertama yang anda tanyakan, konkret aktivitas seperti apa yang bisa kita lakukan untuk mengamalkan ketiga hal tersebut ? 
Sebagaimana aktivitas muslim pada umumnya seperti beri’tikaf di masjid, ketika qiyamul lail, atau  kapan pun saja, ketika dalam kesendirian hati-nya. Pada saat itu ia bertafakur tentang keagungan ciptaan Allah berupa malam, atau sesuai yang anda dapati ketika itu yang semua adalah ciptaan Allah. Manfaatnya di masa masa yang akan datang kita akan lebih mengerti keagungan Allah menciptakan malam oleh karena akan dipergunakan sebaik-baiknya untuk ibadah. Selain bertafakur juga bertadabur yaitu dalam hatinya berkata ”Seorang hamba di malam hari memiliki waktu untuk shalat tahajud sesuai perintah Allah dalam Al-Quran”. Dengannya seorang hamba akan memiliki kesadaran penuh bahwa di dalam malam ada hak untuk beribadah sholat malam (tahajud) Juga bermuhasabah “sudahkah diri ini termasuk hamba yang bersyukur sedangkan Allah perintahkan bersyukur dalam Al-Qur’an.” Dengan bermuhasabah amal ibadah seseorang intensitasnya akan bertambah, dan grafiknya perlahan-lahan akan naik.

Untuk pertanyaan kedua saya sengaja mengambil sebuah hadis dengan maksud mengambil makna secara bahasa berdasarkan teks hadis yaitu berpikir, "berpikirlah kamu tentang ciptaan Allah, dan janganlah kamu berpikir tentang Dzat Allah"  untuk penjelasan hadis ini bahwa kita sebagai makhluk berpikir makhluk yang dilengkapi karunia pikiran diperintahkan untuk berpikir, namun bukan berpikir yang bebas tanpa batas, ranah berpikir manusia dibatasi dalam agama Islam ini, yaitu kita diberi ranah berpikir pada zona makhluk, dan dilarang berpikir pada zona zat ketuhanan. Kenapa rasul mengajarkan demikian ? pertama ; akal kita ini untuk memikirkan pada area makhluk ini saja tidak akan pernah habis untuk dilakukan, di dalamnya terkandung ilmu-ilmu Allah yang Maha Luas.  “Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". Kedua ; Allah telah menetapkan area berpikir makhluk sedemikian rupa itu adalah untuk kemaslahatan dan keselamatan makhluk itu sendiri. Akal manusia tidak pernah akan sampai jika memikirkan dzatnya Allah, kita berfikir tentang Allah hanya sebatas pada sebutan-sebutan yang baik untuk-Nya (asma’ul husna) dan hanya pada mengenal sifat-sifat Allah yang wajib, mustahil maupun jaiz. Kalau manusia tetap memaksakan diri berpikir pada ranah yang dilarang, maka akan menyebabkan dua kerusakan: pertama, kerusakan secara fisik, akalnya bisa jadi rusak (jadi gila) kedua, kerusakan nun fisik yaitu kerusakan aqidah, berfikir tentang dzatnya Allah SWT, karena kapasitas akal tidak mampu, maka orang yang beriman akan berpaling menjadi ingkar (kafir). Naudzubillahi min dzalik.

Kemudian tentang masalah Tadabur: mengangan-angan Al-Qur’an, bentuk angan-angan apa yang dimaksud? Mengangan-angan Al-Quran (tadabburil qur’an) mempunyai dua pengertian, pertama mengangan-angan teks Al-Qur’an atau ayat-ayat  Al-Qur’an untuk diambil pelajaran. Kedua mengangan-angan diri yang merupakan subyek dari Risalah Nabi (Al-Qur’an), sudah sejalan dengan Al-Qur’an atau belum.

Selanjutnya penjelasan makna tadabur secara istilah : “Berpikir dengan menggunakan seluruh kemampuan akal dan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang logis untuk mencapai pengertian yang baru.”  Ini maksudnya adalah ijtihad seseorang dalam memperoleh sebuah hikmah dari setiap kejadian sesuai dengan kondisi, situasi serta perkembangan zaman dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan utama. Obyek tadabur adalah Al-Qur’an atau bisa apa saja yang merupakan makhluk atau semua ciptaan-Nya. Itu semua karena kita diperintahkan untuk menemukan hikmah-hikmah dari setiap sesuatu, karena setiap hikmah itu ada kebaikan yang sangat banyak. Demikian penjelasan ini, kurang lebihnya mohon maaf, Wallahu a’lam bisshowab.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
 
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar