Mari Belajar dan Terus Belajar, Membenahi Diri
65 hari 16 jam 10 menit 45 detik
Menuju Awal Puasa Ramadhan 2023

23 Maret 2023

Tampilkan postingan dengan label TASAWUF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TASAWUF. Tampilkan semua postingan

Kamis, 05 Januari 2023

Ma'rifatullah Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

 


Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan: "Sibukkanlah dirimu dengan cara memperbaiki diri dan berbuat kebajikan. Tinggalkanlah omongan orang yang menyesatkan, tinggalkan kegilaan terhadap dunia. Bebaskan hatimu dari kekhawatiran akan dunia semampumu.”

Nabi SAW bersabda: "Bebaskan hatimu dari kekhawatiran akan dunia semampumu." Wahai engkau yang tidak mengenal masalah dunia, sadarlah bahwa seandainya engkau mengenal betul masalah dunia, tentu kau tidak akan mencarinya. Jika dunia mendatangimu, pasti ia akan membuatmu lelah dan kecewa.

Bila kau telah makrifat (mengenal) Allah tentu engkau akan mengenal yang selain-Nya. Tetapi, sayangnya engkau tidak mengenal Allah, para rasul, para nabi, dan para walinya. Engkau bisa celaka apabila tidak mengambil pelajaran dari apa-apa yang telah terjadi pada makhluk terdahulu di dunia ini.

Maka, carilah sesuatu yang bersih dari urusan dunia. Tinggalkan pakaian duniawi dan hindarilah. Lepaskan pakaian nafsumu dan berjalanlah menuju pintu Allah.

Apabila engkau telah melepaskan pakaian nafsumu dari dirimu, berarti kau benar-benar terlepas dari yang selain Allah Azza wa Jalla. Jika sesuatu selain Allah masih mengikutimu, maka tolaklah. Dengan begitu niscaya kau akan melihat Allah.

Berserah dirilah selalu kepada Allah agar engkau selamat. Berjuanglah untuk-Nya agar engkau mendapat petunjuk. Bersyukurlah kepada-anya agar Dia menambah nikmat untukmu.

Serahkanlah dirimu dan orang lain kepada-Nya. Janganlah membantah-Nya untuk dirimu maupun untuk orang lain. Para wali Allah tidak menginginkan suatu kehendak selain karena Allah. Mereka pun tidak mengajukan suatu pilihan selain pilihan Allah.

Mereka tidak berambisi mencari bagian dunianya. Mereka tidak memandang bagian orang lain. Jika ingin bersahabat dengan para wali Allah di dunia dan di akhirat, maka buatlah dirimu layak dan sesuaikan dirimu dengan mereka, dalam ucapan, perbuatan dan keinginan mereka."

Penglihatan mata batin seorang Kekasih Allah membuktikan pencapai suatu stasion (maqam) dalam perjalan kerohaniannya. Tapi hal itu berlaku bagi Kekasih-Nya, Wali yang Dikasihi Allah Ta'ala.

Sulthanul Auliya' Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani mengatakan :

"Maksud dari ma'rifatullah adalah membangun kesadaran dalam kalbu bahwa Allah sangat dekat dengan dirinya, selalu menjaganya, berkuasa atas dirinya, menyaksikannya dan mengetahui tindakan-tindakannya.

Ma'rifatullah adalah meyakini bahwa Allah Maha Mengawasi dan Maha Memelihara, Maha Esa, dan Maha Agung, yang tak ada sekutu dalam kerajaan / kekuasaan-Nya. Jika berjanji Dia menepati. Jika menjamin, Dia memenuhi dan jika diminta, Dia akan mengabulkan. Dia adalah tempat kembali seluruh makhluk dan sumber segala tindakan, Dia berkuasa memberi pahala dan siksa, tidak ada sesuatu pun yang menyerupai dan menyamai-Nya.

Dialah Allah Yang Maha Mencukupi dan Maha Penyayang, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Dia mengetahui semua yang gaib dan samar, bahkan sesuatu yang terpendam di dalam kalbu, terdetak dalam pikiran, kegalauan hati, keinginan, cita, gerakan tubuh, hingga kerlingan mata, lirikan dan sorot sindiran, serta semua hal yang ada di atas atau bawah semua hal tersebut, yang sangat lembut hingga yang tak dapat diketahui, dan sangat besar hingga yang tak mungkin digambarkan. Sungguh, Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Amal Kebaikan Bermanfaat

Jika seseorang telah menanamkan kesadaran seperti ini dalam dirinya dengan keyakinan sempurna dan kokoh, beserta amal-amal kebaikan yang bermanfaat, kemudian diterjemahkannya dalam setiap anggota tubuh, setiap persendian, urat nadi, rambut dan kulit, lalu dia yakin bahwa Allah yang mengurus semua itu, mengetahui seluk-beluknya, dan mengawasi segala gerak-geriknya tanpa ada satu pun yang terlewat.

Jika semua itu telah tertanam dalam kalbunya disertai tekad yang benar dan akal sempurna, maka berarti dia telah melakukan muhasabah dan memahami makrifatullah. Dia pun akan berada di tempat mulia di sisi Allah dengan kewaspadaan tingkat tinggi yang menyertainya dalam segala kondisi. Ini adalah tingkatan para ulama ahli makrifat yang bertakwa dan wara'. "

Demikian disampaikan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah lithalib Thariq al-Haqq.

==========================================================

Jika Melakukan Dosa, Maka...?

Allah Ta'ala Turunkan Siksa karena Banyak Manusia Berbuat Dosa. Allah SWT. berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

" Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ( ayat-ayat Kami ) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. " (Q. S : Al-A’raf Ayat : 96)

Demikianlah. Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, terhindar dari dosa dan maksiat, selamat di dunia selamat di akhirat. Amin....!!!"